POTRET DESAKU

1)Asal- Usul dukuh Randumeteng dan desa Pandan
      Asal-usul desa pandan masih berkaitan dengan asal usul dukuh randumeteng yang ceritanya saling berkaitan satu sama lain.

        

       Dahulu kala sekitar abad ke-17, di sebuah tempat yang masih berupa hutan lebat, datanglah seorang dari arah timur. Adapun maksud kedatangannya adalah mencari tempat tinggal untuk mempertahankan kehidupan. Dalam waktu yang bersamaan datang juga orang lain dari arah yang berbeda. Tapi orang ini juga mempunyai tujuan yang sama dengan orang yang datang pertama tadi. Yaitu mencari tempat bermukim. Dan setelah saling berkenalan, yang satu, yang datang dari arah timur bernama sariman . Dan yang satunya lagi, yang datang dari arah arah lain bernama Eyang Jumali .

      Setelah saling berkenalan dan bertegur sapa, mereka berdua pun mulai dengan pekerjaannya. Ya itu menebang pohon-pohon yang ada di dalam hutan itu, untuk kemudian dijadikan lahan pemukiman. Saat bersama-sama membuka hutan itu Eyang Jumali yang masih ada keturunan dengan Eyang Sambu di Lasem sempat bercerita. Sebelumnya Eyang Jumali telah berhasil membuka hutandi suatu tempat yang sekarang bernama desa tuyuhan. Maka setelah selesai membuka hutan di tempat baru ini Sariman diajak mengunjungi tempat yang sudah terlebih dulu dibuka oleh Eyang Jumali . Kemudian berangkatlah keduanya ke tempat yang dimaksud oleh Eyang Jumali .

       Ketika Eyang Jumali bersama Sariman akan berangkat menuju ke tempat yang dimaksud, tiba-tiba keduanya kedatangan seorang wanita muda yang tengah hamil. Dikatakan hamil karena memang perutnya terlihat membuncit. Karena itu Eyang Jumali lalu bertanya kepada wanita yang baru datang tersebut,"kenapa engkau berjalan sendirian dari tengah hutan menuju ke sini?" Dengan nada sedih wanita itu pun akhirnya menjawab."aduh Eyang, nasib saya terlalu Malang"mendengar jawaban seperti itu Eyang Jumali pun melanjutkan pertanyaannya,"kenapa? Apakah kamu sedang kelaparan? Bukankah perutmu sudah terlihat membuncit?"  Tanya Eyang Jumali lagi. Dan wanita itu pun mengaku terus terang."perut saya membuncit bukan karena kekenyangan, tapi karena hamil. Aku tidak mempunyai suami. Suamiku telah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu."mendengar jawaban polos dari sang wanita, Eyang Jumali merasa iba dan terharu."lalu apa maksudmu datang kemari?" Tanya Eyang Jumali lagi. Ringkas cerita, Eyang Jumali meminta supaya wanita tersebut tinggal menetap di tempat itu. Tempat yang semula sebuah hutan kemudian dibuka oleh Eyang Jumali menjadi sebuah lahan yang rata dengan ikhlas diserahkan kepada wanita hamil tersebut. Lalu berkata"kelak bila tempat ini menjadi kampung yang banyak dihuni orang, maka kampung ini supaya dinamakan desa "randumeteng". Randumatang berasal dari kata dalam bahasa Jawa "Randa Meteng"  yang artinya "janda hamil.

      Kini Eyang Jumali bersama sariman pun melanjutkan perjalanan, jangan-jangan hutan yang sudah lebih dulu dibukanya untuk bermukim, yang kini bernama desa tuyuhan itu, akan ditempati orang lain. Karena itu mereka berdua cepat-cepat meninggalkan wanita tak bersuami yang hamil tersebut. Perjalanannya pun dilanjutkan.

       Ketika mereka berdua berjalan beriringan keduanya melihat banyak "pohon pandan"yang subur sekali. Ketika melewati semak-semak "pohon pandan" yang dalam perkembangannya kini daunnya dapat dibuat anyaman tikar itu, Eyang Jumali berucap ;" pohon pandan ini subur sekali. Besok kalau tempat ini sudah ramai di uni orang untuk bermukim, maka sebaiknya tempat ini dinamakan desa"pandan". 

2) Identitas Desa

          

 -masjid Jami' Baitul Muttaqin
       Masjid Jami' sudah pernah mengalami perombakan bagian imam dan bagian tingkat masjid, bagian depan hanya mengalami perombakan sedikit, bagian imam dan bagian atas masjid mengalami perombakan total. Masjid ini dibangun oleh masyarakat desa pandan, setiap rumah hanya boleh satu orang untuk membantu membangun masjid, membangun masjid ini juga diberi upah tidak semata-mata hanya membantu saja. Di samping masjid ada 1 macam yaitu makam yang mengelola madarasah yang ada di belakang masjid Jami', letak masjid Jami' Baitul Muttaqin tu masuk gang jadi kalau dilihat dari jalan hanya kelihatan atas masjid saja, pembangunan masjid biayanya diambil dari sumbangan masyarakat pandan yaitu setiap rumah satu juta dan juga donatur -donatur, dan alhamdulillah berjalan dengan lancar pembangunan masjid.

3) pola asuh atau cerita masa kecil

         

Foto di atas tidak ada kakak pertama saya ,karena sedang merantau di Jakarta.

      Saya anak ke-3 dari 4 bersaudara, anak pertama laki-laki, ketua perempuan, keempat laki-laki, orang tua saya tidak pernah membeda-bedakan anak-anaknya, Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, orang tua saya mengajarkan banyak hal seperti jika ingin buang air kecil atau besar harus di kamar mandi karena jika titik di kamar mandi setan akan melihatnya, Jadi anak-anaknya takut dan tidak pernah buang air.

       Orang tua saya menerapkan pola makan yang sehat dan halal, makan 3 kali sehari pakai sayur lauk pauk yang sehat dan bersih, jika salah satu anaknya tidak makan akan dinasihati supaya makan, karena jika tidak makan akan terkena sakit lambung dan maag, diwanti-wanti orang tua supaya makannya teratur tidak telat makan.

      Orang tua saya juga mengajarkan jika menemui uang dijalan jangan diambil karena itu bukan milik kita itu juga bisa jadi pesugihan atau apalah saya juga tidak paham, jika diambil sebaiknya di sumbangkan di kotak amal masjid terdekat, atau juga jika menemukan dompet dijalan sebaiknya dikembalikan ke pemiliknya, karena sejak kecil orangtua saya sudah mengajarkan kejujuran, jika jujur diterapkan di dalam kehidupan kehidupan itu akan tenang dan tentram tidak ada masalah apapun.

       Saya juga diajari taat dan patuh kepada orang tua, dan berbicara dengan sopan kepada orang tua tidak boleh berkata kasar atau pun membentak, jika ingin berangkat sekolah ataupun mau pergi harus pamitan atau cium tangan orang tua, jika diperintah orang tua tidak boleh menunda-nunda karena itu tidak baik.Karena orang tua kita yang telah melahirkan dan juga membesarkan kita dari kecil sampai sekarang, tanpa rasa lelah dan letih ia berjuang untuk membesarkan kita.

       Orang tua saya mengajarkan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel ,mencuci baju, mencuci piring, dan memasak, pekerjaan rumah saya bagi sama kakak perempuan saya yang nomor dua, seperti menyapu jika pagi saya sore kakak saya, mencuci piring pun juga bergantian seperti hari Senin sampai Kamis saya, Jumat sampai Minggu kakak saya, kalau baju ta mencuci sendiri-sendiri, sejak SMP kita sudah minta mencuci baju sendiri karena tidak mau merepotkan orang tua, kalau memasak hanya sekedar membantu saja.

Postingan populer dari blog ini

BATIK TULIS LASEM

HASIL LAPORAN OBSERVASI PERUBAHAN SOSIAL

KEGIATAN BERMANFAAT DI RUMAH